Mahasiswa Duduk Lesehan, Shuttle Bus Jadi Rebutan
Cooliah Times — Layanan trasportasi shuttle bus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) rute Pakupatan – Sindangsari mendapatkan banyak keluhan dari mahasiswa mengenai padatnya penumpang shuttle serta jam operasionalnya yang dinilai kurang teratur. (31/03)
"Pak/Bu
@humasuntirta tolong kesian ini mahasiswa udah sperti zombie manggarai
berebutan. setidaknya tambah satu lagi jam operasionalnya please π₯Ίππ»" tulis akun @daishiiiyu pada kolom komentar base @untirtafesss
dikutip pada Selasa, (19/03/2024).
Mahasiswa Ilmu
Komunikasi angkatan 2023, Felianti Kusumaningtyas (19) juga mengatakan tentang
keluhannya mengenai jam operasional shuttle.
"Untuk aku
yang butuh shuttle harus ngejar pagi-pagi atau nunggu sampai sore, pastinya
kurang efektif ya apalagi kalau butuhnya di jam-jam kayak jam 1an, kalau ikut
shuttle pagi nunggu kelasnya bakal lama banget," ungkap Feli.
Jumlah unit shuttle
bus yang terbatas juga menjadi keluhan, karena hal tersebut membuat jumlah
penumpang shuttle bus mengalami kepadatan dan memaksa para penumpang untuk
berdesakan. "Karena shuttle pakup-sindang pagi itu cuma satu, akhirnya
mahasiswa desek-desekan di dalam bus, kalau pagi biasanya berdiri dan itu penuh
banget. Kalau sore biasanya ada yang duduk di bawah karena lumayan padat, dan
mungkin kondisi mahasiswa juga udah cape kalo harus berdiri, kalau kayak gitu
kan sayang banget ya, niat mau hemat uang dan manfaatin fasilitas kampus tapi
fasilitasnya kurang gini," lanjut Feli.
Syanaya Nasira
(20), Mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2022 juga turut memberikan keluhannya
mengenai jam operasional shuttle yang kadang tidak sesuai dengan jadwal.
"Selama aku
naik shuttle rute pakup-sindang, cukup merasa kesulitan buat menyesuaikan sama
jadwalnya, dijadwal bilangnya jam 7.15 tapi kenyataannya dateng jam 07.45.
Padahal udah nunggu dari jam 07.00 dan itu rame banget," ungkap Syanaya.
Syanaya berharap
agar jam operasional shuttle ditambah atau jumlah busnya yang ditambah, agar
mahasiswa yang kuliah pagi tidak berebut dan berdesak-desakan dalam bus.
Penulis: Alifia Indri Cahyani
Editor: Prabu Tri Pawekas
Fotografer: Fairuz Ma'ariz